Rabu, 12 Juni 2013

Bukan Kemiskinan.

Seringkali kita sangat mengkhawatirkan kemiskinan dan kefakiran menimpa.

Benarkah demikian...?

A. Banyak Di Surga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اطلعت في الجنة، فرأيت أكثر أهلها الفقراء

“Aku pernah melihat surga, maka aku lihat kebanyakan penduduknya adalah orang miskin...” (HR. al-Bukhari, Muslim)

B. Khawatir Dunia Terhampar.

Nabi 'alaihish shalatu wasallam bersabda,

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّيْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوْهَا كَمَا تَنَافَسُوْهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi, aku mengkhawatirkan dunia dihamparkan bagi kalian sebagaimana telah dihamparkan untuk kaum sebelum kalian.

Maka kalian akan saling berlomba mendapatkannya seperti umat sebelum kalian berlomba mendapatkannya.

Lalu kalian pun dibinasakan oleh dunia sebagaimana orang sebelum kalian telah dibinasakan olehnya..”
(HR al-Bukhari, Muslim)

Orang yang memiliki harta, mudah berbangga dan lupa diri. Seakan dunia telah dimiliki.

Hingga saat kebinasaan menghancurkan.

Mengingatkan kembali perkataan Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata,

"Di dunia ini, setiap manusia adalah tamu dan harta bendanya adalah pinjaman.

Sedangkan tamu pasti kembali pulang dan harta pinjaman harus dikembalikan..." (Syu'abul Iman al-Baihaqi: 7/376)

@sahabatilm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar